Ini menjadi salah satu ayat Alquran yang mengingatkan pentingnya kejujuranSelalu memegang teguh kejujuran menjadi pokok utama dari surat At Taubah ayat 119. Sebab, orang beriman yang jujur bahkan dijanjikan untuk masuk surga oleh Allah itu, sebagaimana arti surat At Taubah yakni tobat, dalam surat ini banyak diulang kata tobat. Yakni terdapat pada ayat 3, ayat 5, ayat 11, ayat 27, ayat 74, ayat 104, ayat 112 dan keseluruhan, ayat 119 ini juga tergolong madaniyah, yakni turun setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Surat ini juga mengingatkan tentang pentingnya hidup Juga Wajib Tahu, Ini 10 Adab Buang Air dalam IslamBacaan Surat At Taubah Ayat 119 Beserta Asbabun NuzulnyaFoto Surat At Taubah Ayat 105 -1 Sumber ilustrasi surat At Taubah Sumber Orami Photo StockBerikut ini bacaan surat At Taubah ayat 119 dalam tulisan Arab, latin dan artinyaيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَYaa ayyuhal ladziina aamanut taqullooha wa kuunuu ma’ash shoodiqiinArtinya “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” QS At Taubah 119Asbabun nuzul atau sebab-sebab turunnya ayat ini berkaitan dengan dua ayat sebelumnya. Dari ayat 117-119, ada pembahasan tentang tobatnya Ka’ab bin Malik, Murarah bin Rabi’ dan Hilal bin tidak ikut Perang Tabuk. Ka’ab bin Malik sebenarnya telah mempersiapkan kendaraan perang dan perbekalan. Namun, ia malah beberapa hari dan pasukan muslim sudah jauh, Ka’ab tidak juga berangkat. Ia merasa sedih dan kesedihan itu semakin kuat ketika terdengar kabar Rasulullah dalam perjalanan pulang dari Perang sempat terpikir untuk berbohong. Namun begitu terdengar Rasulullah SAW telah dekat, hilang rencana itu. Diriya sadar, meksi berbohong tetap saja Allah SWT akan mengungkap Rasulullah SAW tiba di Masjid dan selesai salat dua rakaat, orang-orang munafik yang tidak ikut berperang segera mendatangi beliau. Mereka mengemukakan alasan dengan berdusta agar SAW pun tidak menghukum mereka. Namun, Ka’ab tidak mengemukakan alasan apa pun. Ia mengakui dirinya bersalah tidak berangkat. Kemudian Beliau menyatakan bahwa Ka’ab telah berkata jujur dan memintanya pergi hingga Allah SWT menurunkan itu pun turun berupa Iqab atau sanksi atas Ka’ab, Murarah dan Hilal yakni tidak diajak berkomunikasi oleh kaum muslimin selama 50 10 hari terakhir, istrinya pun dilarang komunikasi. Ka’ab merasa bumi menjadi sangat sempit. Ia seakan hidup sendiri tanpa teman dan hari ke-50, Allah SWT menurunkan Surat At Taubah ayat 117-119. Isinya, Allah SWT menerima tobat mereka dan menyerukan untuk tetap jujur serta membersamai orang-orang yang benar dan Juga Mengenal Muhasabah, Introspeksi Diri yang Dianjurkan dalam IslamTafsir Surat At Taubah Ayat 119Foto Keutamaan Syarifah Berdasarkan Alquran dan Hadis, Umat Muslim Wajib Tahu! Foto ilustrasi membaca Alquran bersama Sumber Orami Photo StockDirangkum dari berbagai sumber trafsir, inilah tafsir surat At Taubah ayat 1191. Perintah untuk BertakwaKetika menafsirkan ayat ini, Sayyid Qutb menuliskan dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an menjelaskan mengenai asbabun nuzul dari ayat untuk menekankan arti kejujuran yang tampak dalam kisah tiga orang yang tak ikut perang, datanglah seruan bagi seluruh orang yang beriman untuk bertakwa kepada SWT memerintah orang-orang yang beriman untuk bertakwa karena taqwa itulah yang akan membawa keberuntungan, dan juga menjadi kunci untuk masuk surga. Rasulullah SAW bersabdaاِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَArtinya “Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada.” HR TirmidziSecara umum, takwa adalah menjalankan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Ini dilakukan saat sedang sendiri maupun saat bersama orang Pentingnya KejujuranBuya Hamka mengatakan, kejujuran kadang-kadang meminta pengorbanan dan penderitaan. Tetapi mereka yang bertahan pada kejujuran. Mereka tetap mengambil pihak dan memilih hidup bersama dalam daftar orang yang benar dan orang membiasakan kejujuran, akan ada banyak mendapat banyak kebaikan yang menghampiri, hingga dijanjikan untuk masuk surga jika benar-benar melakukannya dengan ikhlas. Rasulullah SAW bersabdaعَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِArtinya “Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantar ke surga.” HR Bukhari dan MuslimSelain itu, jujur adalah karakter dari orang yang beriman, karena mereka tidak mungkin memiliki sifat pembohong. Mereka selalu diliputi oleh kebaikan, yang menjauhkan dari Berada dengan Orang-Orang yang JujurMemiliki kejujuran juga harus dipelihara, salah satunya dengan berada di lingkungan orang-orang yang jujur. Karena, orang beriman dan bertakwa selalu memegang kebenaran dan karena itu, Sayyid Qutb dan Buya Hamka dalam tafsirnya menegaskan makna ini dengan diserukan untuk bertaqwa kepada Allah SWT dan selalu bersama orang-orang yang Juga Hukum Meniup Makanan dalam Islam, Wajib Tahu!Kandungan Surat At Taubah Ayat 119Foto Meredam amarah menurut pandangan Islam Foto ilustrasi sedang bertasbih Sumber Orami Photo StockDari penjelasan tafsir tersebut, terdapat kesimpulan kandungan dari isi kandungan Surat At Taubah ayat 119, yakniAllah SWT memerintahkan orang-orang yang beriman untuk bertakwa. Yakni selalu berusaha menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala SWT memerintahkan orang-orang yang beriman untuk jujur, baik dalam perkataan maupun adalah tanda keimanan dan bukti SWT memerintahkan orang-orang yang beriman bersama orang-orang yang ini juga mengisyaratkan pentingnya berjamaah, atau bersama dengan orang-orang yang berpegang pada kebenaran dan dengan mengetahui arti, tafsir, dan kandungan surat At Taubah ayat 119 ini dapat meneguhkan karakter kejujuran dan ketakwaan pada umat Islam. Sumber Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.
Category As Saffat Tag: asbabun nuzul, download tafsir al Quran, footnote atau catatan kaki., kandungan, keutamaan surat ash shaffat, makna surat as saffat, manfaat surat as saffat, penjelasan dan keterangan, surah as saffat ayat 83-113 latin, surat As Saffat, surat as saffat ayat 83 113, tafsir lengkap al Quran online indonesia, terjemahan Al-Qur'an Surat Hud Ayat 117-119. وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ . وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً ۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ . إِلَّا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ ۚ وَلِذَٰلِكَ خَلَقَهُمْ ۗ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ "dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah menciptakan mereka. kalimat Tuhanmu keputusanNya telah ditetapkan Sesungguhnya aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang durhaka semuanya." QS. Hud 117-119 Memahami Isi Kandungan QS. Hud Ayat 117-119. Ayat ini menginformasikan bahwa kalau dalam suatu negeri masih ada orangorang baik, maka Allah Swt tidaklah akan membinakan negeri itu dengan aniaya, dengan tidak ada sebab. Adzab turun disebabkan perbuatan zalim manusia, maka berbuat baiklah untuk menghindarinya. Kezaliman terjadi bila seseorang mengambil hak orang lain,baik karena ia butuh atau karena ia jahat. Allah Swt Maha Kaya tidak membutuhkan sesuatu. Tidak ada sesuatu yang ada pada manusia atau alam raya yang dibutuhkan Allah, bahkan semua adalah milik-Nya, karena Allah-lah yang menganugerahkannya. Selain itu, perlu dipahami bahwa Allah Swt menciptakan manusia berbeda-beda dan tidak dijadikan bersatu merupakan sunnatullah. Perbedaan ini membawah hikmah yang besar bagi kehidupan manusia. Dengan adanya perbedaan pendapat/pemikiran dapat membuat peradaban manusia berkembang maju. Bisa dibayangkan kalau manusia itu dijadikan satu dalam; keinginannya, ilmunya, wataknya dan seterusnya, maka kehidupan manusia akan berjalan stagnan. Perselisihan adalah rahmat dan nikmat yang sempurna jika manusia pandai membawakannya. Sebab itu, hendaklah dipertinggi kecerdasan dan kesadaran beragama sehingga perselisihan dan perbedaan benar-benar menguntungkan bagi kehidupan manusia. Kalau Allah Swt berkehendak menjadikan semua manusia sama, tanpa perbedaan, maka Dia menciptakan manusia seperti binatang tidak dapat berkreasi dan melakukan pengembangan, baik terhadap dirinya apalagi lingkungannya. Tetapi itu tidak dikehendaki Allah Swt, karena Dia menugaskan manusia sebagai khalifah. Dengan adanya perbedaan itu, manusia dapat berlomba-lomba dalam kebajikan, dan dengan demikian akan terjadi kreatifitas dan peningkatan kualitas. Karena hanya dengan perbedaan dan perlombaan yang sehat, kedua hal itu akan tercapai. Antara lain untuk itulah manusia dianugerahi-Nya kebebesan bertindak, memilah dan memilih. Tetapi ada perbedaan yang tidak direstui Allah Swt. Ada perbedaan yang dikecam-Nya, yaitu perbedaan dalam hal prinsip-prinsip ajaran agama. Allah Swt menganugerahkan manusia akal pikiran, potensi baik dan buruk, dan dalam saat yang sama mengutus para nabi dan rasul, menurunkan kitab suci, untuk mengukuhkan fitrah kesucian yang melengkapi jiwa manusia, dengan harapan kiranya manusia tidak perlu berselisih. Tetapi ternyata sebagian manusia menggunakan potensi-potensinya itu untuk berselisih pula dalam prinsip-prinsip pokok agama. Baca Juga Kandungan Al-Qur’an Surat Al-An’am Ayat 70 Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Masyarakat Kandungan Al-Qur’an Surat Thaha Ayat 132 Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Keluarga Kandungan Al-Qur’an Surat At-Tahrim Ayat 6 Tentang Tanggung Jawab Manusia Terhadap Keluarga Mereka berselisih menurut kecenderungan, cara berpikir dan hawa nafsu masing-masing, serta bersikeras dengan pendapatnya. Kecuali, orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhan. Karena itu, Allah Swt memperingatkan siapa yang memilih selain ajaran-Nya maka dia terancam oleh siksa-Nya. Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang isi kandungan Al-Qur’an Surat Hud Ayat 117-119 tentang tanggung jawab manusia terhadap masyarakat. Sumber buku Tafsir Ilmu Tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia, 2016. Kunjungilah selalu semoga bermanfaat. Aamiin.Latindan Terjemahan Surat Hud Ayat 119 إِلَّا مَن رَّحِمَ رَبُّكَ ۚ وَلِذَٰلِكَ خَلَقَهُمْ ۗ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ أَجْمَعِينَ Illā
Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara lalim dengan sesuka-Nya terhadap negeri-negeri tersebut sedangkan penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan orang-orang yang beriman. Bukan merupakan suatu ketentuan dan keadilan Allah di alam ini, untuk menganiaya penduduk suatu negeri dengan membinasakan mereka, padahal mereka berpegang teguh pada kebenaran dan melaksanakan segala kebaikan secara konsisten serta mengerjakan segala yang membawa kemaslahatan bagi diri mereka dan orang lain. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021331 Link sumber Dia tidak berbuat zalim kepada mereka. Oleh karena itu, Allah tidak akan membinasakan mereka kecuali apabila mereka berbuat zalim dan telah tegak hujjah kepada mereka. Maksud ayat ini bisa juga bahwa Allah tidak akan membinasakan neger-negeri karena kezaliman mereka yang dahulu apabila mereka telah rujuk dan memperbaiki amal mereka, karena Allah akan memaafkan mereka, dan menghapuskan kezaliman mereka yang telah lalu.
Surat Al Isra merupakan surat urutan ke-17 di dalam Alquran. Surat ini masuk ke dalam kategori surat makiyyah karena diturunkan di Mekkah dan memiliki 111 Al Isra ini sendiri mengandung arti perjalanan malam. Oleh sebab itu, dalam surat ini dikisahkan tentang peristiwa perjalanan malam hari dan mikraj Rasulullah SAW. Selain itu, surat Al Isra juga membahas tentang kekuasaan Allah buku Tafsir Al-Quranul Majid An-Nur Jilid 2 oleh Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, kekuasaan Allah SWT yang dibahas dalam surat ini ada pada ayat ke-17. Dalam ayat tersebut, Allah SWT pernah membinasakan kaum setelah Nabi Nuh karena telah mendustakan-Nya. Berikut ini bunyi bacaan surat Al Isra ayat 17وَكَمۡ اَهۡلَكۡنَا مِنَ الۡقُرُوۡنِ مِنۡۢ بَعۡدِ نُوۡحٍؕ وَكَفٰى بِرَبِّكَ بِذُنُوۡبِ عِبَادِهٖ خَبِيۡرًۢا بَصِيۡرًاArtinya “Dan berapa banyak kaum setelah Nuh, yang telah Kami binasakan. Dan cukuplah Tuhanmu Yang Maha Mengetahui, Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya.”Bagi yang belum tahu, berikut adalah asbabun nuzul surat Al Isra ayat Nuzul Surat Al Isra Ayat 17Merangkum buku Asbabun Nuzul Sebab-sebab Turunnya Ayat Al-Qur'an oleh Imam As-Suyuthi, asbabun nuzul surat Al Israt ayat 17 ini adalah karena umat-umat kafir terdahulu seperti kaum Aad melakukan kekufuran mereka serta berdusta terhadap Nabi Hud 'Aad merupakan kaum yang pertama kali menyembah berhala setelah bencana banjir yang turun pada zaman Nabi Nuh AS. Mereka menyembah berhala yang diberi nama Shamud, Shada, dan kekafiran kaum 'Aad semakin menjadi-jadi, Allah SWT mengutus seorang dari kalangan mereka sendiri untuk menjadi rasul-Nya dan mengajak mereka kembali ke jalan yang benar. Rasul yang diutus oleh Allah SWT adalah Nabi Hud AS. Nabi Hud AS mengajak kaum 'Aad untuk menyembah Allah dan taat kepada setiap perintah-Nya. Ia juga menjanjikan kebaikan-kebaikan yang akan diperoleh di dunia maupun di akhirat apabila mereka bukannya kembali ke jalan Allah SWT, kaum 'Aad justru mendustakan Nabi Hud AS. Dengan sombongnya, kaum 'Aad menantang Nabi Hud AS untuk bisa menunjukkan kekuatan Allah SWT. Para pemuka kaum 'Aad pun menganggap Nabi Hud AS sebagai orang yang berdusta. Mereka bahkan mengatakan beliau telah kekurangan akal atau kekufuran para pemuka kaum 'Aad, Allah SWT pun murka. Kemudian, Allah mengirimkan azab berupa badai besar yang menghempas dan membinasakan seluruh kaum 'Aad. Sikap kaum 'Aad yang mendustakan rasul Allah SWT dan berpaling dari rahmat-Nya merupakan bukti keingkaran yang nyata.
1Hadis+at+taubah+ayat+105 2 Surat almaidah ayat 48 3 Surat almaidah48 4 dalil+kitab+injil 5 dalil+kitab+zabur 6 Ad Dzariyat ayat 1 7 Injil 8 Surat at Taubah ayat 105 9 Al Isra ayat 26-27 10 ali imran 11 hadist+al-hujurat+ayat+12 12 zabur 13 unta 14 YUNUS 15 sabar 16 Tafsir ibnu katsir qs almaidah ayat 48 17 Surat+al ikhlas 18 dalil+kitab+Al 1. Redaksi Ayat وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ ١١٧ وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ ١١٨ إِلا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ١١٩ 2. Arti dan Makna Mufrodat Kata مصلحون atau orang-orang yang berbuat kebaikan. Seseorang dituntut, paling tidak, menjadi shalih, yakni seseorang yang memelihara nilai-nilai sesuatu sehingga itu tetap bertahan sebagaimana adanya, dan yang demikian itu tetap berfungsi dengan baik dan bisa bermanfaat bagi orang lain. Kata لو sekiranya dalam firman-Nya sekiranya Allah menghendaki, menunjukkan bahwa hal tersebut tidak dikehendaki-Nya, karena kata tersebut tidak digunakan kecuali untuk mengandaikan sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau mustahil. Kata أمة atau umat berarti semua kelompok, baik manusia maupun binatang yang dihimpun oleh sesuatu, seperti agama yang sama, waktu dan tempat yang sama, baik penghimpunannya secara terpaksa, maupun atas kehendak mereka sendiri. Kata رحم berarti hidayah, yakni merupakan tujuan penciptaan, dengan artian tujuan perantara menuju tujuan akhir yaitu kebahagiaan abadi. 3. Terjemah 117. dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara dzalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. 118. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, 119. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu, dan untuk itulah Allah menciptakan mereka, kalimat Tuhanmu keputusan-Nya telah ditetapkan Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang durhaka semuanya. 4. Analisa Kandungan dan Tafsir Ayat Menurut tafsir Kementrian Agama pada ayat 117 Allah SWT, menjelaskan bahwa, Dia tidak akan membinasakan suatu negeri jikalau penduduk negeri tersebut masih gemar berbuat kebajikan, tidak mengadakan kelaliman seperti tidak melakukan perbuatan liwat suka sesama jenis bagi kaum laki-laki seperti halnya kaum Nabi Luth tidak mengurangi timbangan sebagaimana halnya kaum Nabi Syuaib tidak patuh kepada pimpinannya yang kejam dan bengis seperti halnya Fir'aun, dan kejahatan lain, karena yang demikian itu adalah suatu kelaliman. Dan sungguh Allah SWT mustahil menyuruh melakukan yang demikian itu. Pada ayat 118 Allah SWT menjelaskan bahwa kalau Dia menghendaki, maka manusia menjadi umat yang satu dalam beragama sesuai dengan fitrah asal kejadiannya, tidak memiliki ikhtiar sehingga samalah mereka itu seperti semut dan lebah yang hidup bermasyarakat dan seperti malaikat yang hidup dalam kerohanian yang diciptakan hanya untuk patuh dan taat kepada Allah, berakidah yang benar, dan tidak pernah berbuat ingkar maupun khianat. Tetapi Allah SWT menjadikan manusia itu mempunyai usaha berbuat dengan ikhtiar tanpa adanya paksaan dan dijadikan berbeda-beda tentang kemampuan dan pengetahuannya. Demikian kehendak Allah SWT mengenai kejadian manusia. Ada yang mendapat rahmat, taufiq, dan hidayah dari Allah SWT, sehingga tetaplah mereka bersatu dan menggalang persatuan, maka mereka adalah termasuk golongan orang-orang yang gembira dan akan ditempatkan di surga. Ada pula yang tak putus-putusnya dan merakalah termasuk golongan orang-orang celaka yang akan menjadi penghuni neraka. Allah SWT juga mengakhiri ayat ini dengan satu ketegasan bahwa telah menjadi kehendak-Nya akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang selalu berbuat jahat dan dosa selama masih hidup di muka bumi ini. Demikian tafsir Kementrian Agama pada ayat ke 119. Baca juga Tafsir Surat An-Nisa' Ayat 36 Tentang Tanggung Jawab Manusia 5. Kandungan Hikmah Sebagai makhluk ciptaan Allah yang mewarisi nilai-nilai Ketuhanan berdasar keteladannya terhadap Rasulullah SAW, sangat tidak wajar jika manusia melakukan sifat munkar. Jika itu adalah pilihannya tentu Allah akan mendatangkan adzab kepadanya. Allah tidak menjadikan manusia sebagai umat yang satu, mengandung banyak hikmah bahwa Allah memberi keluasan dalam mengembangkan potensinya demi kemaslahatan umat. Atas Kasih dan Sayang Allah serta penghormatan yang tinggi terhadap manusia yang yang berbuat kebajikan, Allah akan membalasnya dengan menghindarkan suatu kaum dari kehancuran peradaban/tatanan yang telah dibangun. Tuliskansurat: 1. Surat Al-Zalzalah ayat 7-8 beserta artinya 2. Surat Hud ayat 119 beserta - Brainly.co.id. Terjemahan Ayat Suci… - Terjemahan Ayat Suci Alquran. Tafsir Surat Al Zalzalah | Al Hijroh. Surah Az Zalzalah; Tafsir, Asbabun Nuzul, Keutamaan dan Artinya - Pecihitam.org. Iman kepada Hari Akhir - BELAJAR KURIKULUM 2013 Surah Hud Ayat 117-119 Bacaan Surah Hud Ayat 117-119 Terjemah Surah Hud Ayat 117-119 Mufradat Surah Hud Ayat 117-119 Isi Kandungan Surah Hud Ayat 117-119 Wislahcom Referensi وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرٰى بِظُلْمٍ وَّاَهْلُهَا مُصْلِحُوْنَ وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلَا يَزَالُوْنَ مُخْتَلِفِيْنَۙ اِلَّا مَنْ رَّحِمَ رَبُّكَ ۗوَلِذٰلِكَ خَلَقَهُمْ ۗوَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَاَمْلَـَٔنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ Terjemah Surah Hud Ayat 117-119 Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka Senantiasa berselisih pendapat. kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah menciptakan mereka. kalimat Tuhanmu keputusan-Nya telah ditetapkan Sesungguhnya aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia yang durhaka semuanya. Mufradat Surah Hud Ayat 117-119 tidak akan membinasakanلِيُهْلِكَnegeri-negeriالْقُرٰىsecara zalimبِظُلْمٍberbuat kebaikanمُصْلِحُوْنَmenjadikanلَجَعَلَmereka Senantiasaيَزَالُوْنَberselisih pendapatمُخْتَلِفِيْنَۙdiberi rahmatرَّحِمَ Isi Kandungan Surah Hud Ayat 117-119 Allah Swt memberitakan melalui ayat yang ke 117 ini bahwa Dia Maha Adil lagi Penyayang kepada hamba-Nya yakni tidak akan berbuat sewenang-wenang kepada suatu negeri yang penduduknya orang-orang saleh, meskipun kuasa sepenuhnya Milik-Nya. Jika demikian, Allah akan mendatangkan azab di suatu wilayah jika di dalamnya banyak kezaliman. Zalim yang paling besar ialah menyekutukan Dia dengan makhluk, seperti perilaku masyarakat yang memberi sesajen di kuburan, pohon besar, dan lainnya, percaya dengan jimat, dukun serta praktik syirik lainnya. Selain syirik, seluruh perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan hadis adalah kezaliman yang mengundang murka Allah swt. Dia berkuasa penuh menjadikan seluruh manusia bersatu dalam keimanan ataupun kekufuran. Akan tetapi, Dia juga berkehendak menciptakan manusia berpecah belah atau berselisih dalam perkara akidah sekalipun. Dalam hal ini, Ikrimah berpendapat bahwa yang diperselisihkan manusia itu dalam hal petunjuk, beda halnya dengan Hasan al-Basri, menurutnya dalam masalah rezeki, yaitu sebagian menguasai sebagian lainnya. Apapun yang diperselisihkan itu, mereka adalah orang-orang Yahudi, Nasrani dan Majusi yang tidak mengikuti ajaran Islam yang menyempurnakan ajaran mereka. Untuk mengantisipasi terjadinya perselisihan yang dapat menimbulkan kebencian, maka Allah Swt utus para rasul agar manusia tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip agama yang lurus tidak menyimpang, mereka adalah orang-orang islam yang berpegang kuat pada prinsip itu. Siapapun yang berpegang teguh pada ajaran al-Quran dan hadis akan terjamin keselamatan baginya, di dunia meraih kebahagiaan dan di akhirat pun mendapat balasan surga. Sebaliknya, bagi mereka yang tetap berselisih dan enggan beriman, sudah disediakan baginya neraka Jahannam yang dihuni oleh jin dan manusia durhaka. Related postsKunci Jawaban Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Kelas 11 SMA, MA, SMK Halaman 42 Kurikulum MerdekaCara Jualan OnlineSEO Google LengkapBacklink GratisReinforcement Learning from Human Feedback RLHF Apa, Tujuan, Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 7 SMP, MTS Halaman 45, 46 Kurikulum MerdekaSahabatyang dirahmati Allah, Firman Allah SWT dalam surah al-Mutaffifin (83) ayat 1-3 : Maksudnya :"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi." Asbabun Nuzul ayat 1-3 :
Alyazea Amanda Latin dan Terjemahan Surat Hud Ayat 117 وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ ٱلْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ Wa mā kāna rabbuka liyuhlikal-qurā biẓulmiw wa ahluhā muṣliḥụn Artinya Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. Asbabun Nuzul Surat Hud Ayat 117 Belum ditemukan asbabun nuzul dari ayat ini Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia Surat Hud Ayat 117 Dan sekali-kali Tuhanmu yang membimbing dan memberi petunjuk kepada hamba-Nya tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, yakni membinasakan secara total dan menyeluruh, selama penduduknya negeri itu adalah orang-orang yang selalu berbuat kebaikan, baik dalam beragama maupun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Pada ayat ini Allah swt menjelaskan bahwa Dia tidak akan membinasakan suatu negeri, jika penduduk negeri itu, masih berbuat kebaikan, tidak berbuat zalim seperti mengurangi timbangan sebagaimana halnya kaum Nabi Syuaib tidak melakukan perbuatan liwath homoseks, sodomi seperti halnya kaum Nabi Lut tidak patuh kepada pimpinannya yang kejam dan bengis, seperti halnya Firaun, dan kejahatan lain, karena yang demikian, adalah suatu kezaliman. Allah tidak akan menyuruh melakukan yang demikian itu. Firman Allah Dan Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba-Nya. QS. Fussilat/41 46 Dan firman-Nya Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun. QS. Yunus/10 44 Sumber Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia Versi OnlinePalingSering Dicari. 1 Hadis+at+taubah+ayat+105 2 Surat almaidah ayat 48 3 Surat almaidah48 4 dalil+kitab+injil 5 dalil+kitab+zabur 6 Ad Dzariyat ayat 1 7 Injil 8 Surat at Taubah ayat 105 9 Al Isra ayat 26-27 10 hadist+al-hujurat+ayat+12 11 zabur 12 ali imran 13 Tafsir ibnu katsir qs almaidah ayat 48 14 dalil+kitab+Al quran 15 At taubah ayat 105 16 Nomor surat 17 sabar 18 Surat+al ikhlas 19
وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهۡلِكَ ٱلۡقُرَىٰ بِظُلۡمٖ وَأَهۡلُهَا مُصۡلِحُونَ Wa maa kaana Rabbuka liyuhlikal quraa bizulminw wa ahluhaa muslihoon English Translation Here you can read various translations of verse 117 And your Lord would not have destroyed the cities unjustly while their people were reformers. Yusuf AliNor would thy Lord be the One to destroy communities for a single wrong-doing, if its members were likely to mend. Abul Ala MaududiAnd your Lord is not such as would wrongfully destroy human habitations while their inhabitants are righteous. Muhsin KhanAnd your Lord would never destroy the towns wrongfully, while their people were right-doers. PickthallIn truth thy Lord destroyed not the townships tyrannously while their folk were doing right. Dr. GhaliAnd in no way would your Lord indeed cause towns to perish with injustice while their population are righteous-doers. Abdel HaleemYour Lord would not destroy any town without cause if its people were acting righteously. Muhammad Junagarhiآپ کا رب ایسا نہیں کہ کسی بستی کو ﻇلم سے ہلاک کر دے اور وہاں کے لوگ نیکو کار ہوں Quran 11 Verse 117 Explanation For those looking for commentary to help with the understanding of Surah Hud ayat 117, we’ve provided two Tafseer works below. The first is the tafseer of Abul Ala Maududi, the second is of Ibn Kathir. Ala-Maududi 11117 And your Lord is not such as would wrongfully destroy human habitations while their inhabitants are righteous.[115] 115. In this passage, the real cause of the fall of the communities mentioned in Surah Hud, Ayat 25-99 has been pointed out in a very instructive manner. In reviewing their history Allah declares that the cause of the downfall of not only these but of all the former communities was this When Allah bestowed His favors on them, they abused these favors and were so intoxicated with their own prosperity that they began to make mischief in the land. By and by, their collective conscience became so corrupt that no righteous persons were left among them to forbid evil and, if a few were left, their voice was so weak that they could not prevent them from causing mischief. As a result of this, evil became so strong and prevalent among them as to warrant the scourge of Allah. Otherwise Allah bears no enmity against His servants that He should destroy them without any just cause, while they were performing righteous works. This has been mentioned here for impressing the following three things. First, it is imperative that there should be some persons who should invite the people to virtue and forbid evil. For Allah approves virtue only and tolerates evil for its sake so long as there is any potential good left in them. But when a community has no righteous persons left in it and contains only wicked ones, or even if there be some such righteous persons in it as are so weak that nobody pays any heed to them, and the community as a whole rushes headlong towards moral degradation, then Allah’s scourge becomes its inevitable doom. Second, a community, which tolerates everything and everyone except those few who invite it to righteous deeds seals its own doom and invites its destruction. Third, it is clear from this passage that the destiny of a community is determined by the influence the righteous people can wield in it. If it contains such a number of good persons as may be able to eradicate evil and mischief and establish virtue and righteousness, a general scourge is withheld from it so as to afford an opportunity to them for carrying on their work of reform. On the other hand, if the number of the righteous persons in it remains too small to carry on the reform work, and the community does not tolerate them at all and does not allow them to perform their reform work, then that community incurs its own destruction, for thus it proves itself to be a worthless community which has no justification for its existence. For further explanation, See Surah Adh-Dhariyat, ayat 36 note 34. Ibn-Kathir The tafsir of Surah Hud verse 117 by Ibn Kathir is unavailable here. Please refer to Surah Hud ayat 116 which provides the complete commentary from verse 116 through 117. Quick navigation links
.